Larangan Mengungkit-Ungkit Infak Tafsir Surah Al-Baqarah 262
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Larangan Mengungkit-Ungkit Infak – Tafsir Surah Al-Baqarah 262 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa, 3 Jumadil Akhir 1444 H / 27 Desember 2022 M.
Download kajian sebelumnya: Meminta Tambahan Keimanan – Tafsir Surah Al-Baqarah 260
Larangan Mengungkit-Ungkit Infak – Tafsir Surah Al-Baqarah 262
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengikutkan infak tersebut dengan mengungkit-ungkit, tidak pula menyakiti hati, bagi mereka pahalanya di sisi Rabb mereka. Dan mereka tidak akan merasa takut dan tidak pula mereka akan bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah[2]: 262)
Ayat ini kita ambil faedah, kata Syaikh Utsaimin Rahimahullah:
Anjuran untuk berinfak di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah menyebutkan di situ pahalanya besar. Allah mengatakanlah: “Bagi mereka pahalanya di sisi Rabb mereka.”
Isyarat agar ikhlas
Isyarat agar kita ikhlas dan mengikuti syariat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Di jalan Allah” Dan disebut di jalan Allah kalau ikhlas dan sesuai dengan syariat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Larangan mengungkit-ungkit infak
Orang yang menyertai infaknya dengan mengungkit-ungkit atau menyakiti, maka tidak ada pahalanya. Apalagi mengungkit-ungkit itu dosanya berat di mata Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ : الْمَنَّانُ, الْمُسْبِلُ إِزَارَهُ وَالْمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلَفِ الْكَاذِبِ
“Ada tiga (golongan) orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah nanti pada hari kiamat, tidak akan dilihat, tidak akan disucikan dan bagi mereka adzab yang pedih, yaitu: orang yang mengungkit-ungkit pemberian, yang memakai kain melebihi mata kaki, dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah-sumpah dusta.” (HR. Muslim)
Maka dari itu saudaraku, hati-hati. Jangan sampai amal kita dibatalkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala gara-gara kita mengungkitnya.
Pembatal pahala sedekah
Mengungkit-ungkit dan menyakiti bisa membatalkan pahala sedekah. Maka atas dasar itu berarti sedekah itu ada syaratnya. Yaitu ikhlas dan sesuai dengan syariat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sedekah juga memiliki pembatal-pembatalnya. Yaitu mengungkit-ungkit dan menyakiti.
Ada sebuah permasalahan. Apakah sebatas orang yang berinfak mengabarkan bahwa ia sudah memberi Si Fulan sekian-sekian sudah dianggap sebagai mengungkit dan menyakiti? Jawabnya iya. Misalnya seseorang mengatakan: “Dulu saya pernah memberi kamu sekian.” Itu sudah sudah dianggap mengungkit dan menyakiti hati. Sebab kalau diungkit seperti itu pasti orangnya jadi merasa tidak enak.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52571-larangan-mengungkit-ungkit-infak-tafsir-surah-al-baqarah-262/